Sabtu, 26 November 2011

KORINTUS, SURAT-SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT

Dalam PB surat-surat ini ditempatkan segera setelah surat Paulus kepada jemaat Roma. Seorang komentator menguraikan masalah-masalah di sekitar kedua surat Paulus kepada orang-orang yang telah ditobatkannya, yang bergolak ini, sebagai terlalu bodoh bagi semua orang, kecuali mereka yang menemukan bahwa *kritik sastra menyodorkan sesuatu yang penting, sama seperti permainan catur. Ini benar-benar pandangan pesimistik terhadap surat-menyurat yang memberi informasi mempesonakan tentang organisasi sosial yang kompleks, yang baru berdiri, dan merupakan campuran berbagai suku bangsa, yakni komunitas Kristen di tengah-tengah kebudayaan Helenistik. Surat-surat ini juga memberi informasi yang tidak ada bandingnya mengenai diri Paulus sendiri: kepekaan pastoralnya, emosi manusiawinya, bimbingannya dalam *beribadah, dan Penjelasan pengajarannya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan jemaat Korintus. Paulus tiba di Korintus dari *Atena menjelang akhir tahun 49 M, kira-kira bersamaan waktunya dengan kedatangan *Priskila dan *Akwila. Ia membuat *Krispus, pemimpin *sinagoga, bertobat, dan tinggal di kota itu sekitar 18 bulan lamanya. Tuduhan orang-orang Yahudi terhadap Paulus ditolak oleh *Galio (Kis. 18:16). Sekalipun begitu, Paulus memutuskan untuk pindah ke *Efesus. Paulus telah meyakinkan orang-orang Kristen Korintus bahwa *akhir zaman hampir tiba, sebelum mereka mati. Dengan demikian, ia mengendurkan mereka dari rencana-rencana jangka panjang dan menyarankan cara hidup asketis dalam selang waktu yang tersisa. Seperti mereka, Paulus pun berbahasa *lidah. Ibadah penyembahan berhala di sekeliling mereka tidak berarti, tidak diperhitungkan, dan ibadah Kristen di Korintus begitu bersemangat. Namun, berita yang sampai di *Efesus menggelisahkan. Paulus sedih mendengar bahwa jemaat Korintus menyombongkan *karunia-karunia rohani mereka yang menggairahkan dan pengetahuan khusus (gnosis) yang mereka miliki. Karena itu, ia menulis sebuah surat kepada jemaat Korintus, yang sering disebut 'surat yang terdahulu', yang merujuk pada 1Kor. 5:9, untuk memperingatkan mereka agar berhati-hati dalam berhubungan dengan orang-orang yang tidak percaya. Paulus juga menjelaskan tentang *kebangkitan orang mati, yang kelihatannya menyiratkan bahwa ada di antara mereka akan mati sebelum akhir zaman. Jelas, bahwa surat ini menyebabkan jemaat Korintus terguncang. Mereka merasa bahwa rasul mereka telah berubah pandangan. Jemaat terpecah-pecah ke dalam berbagai faksi, di bawah bendera Paulus, *Petrus, dan *Apolos, yang juga telah mengunjungi Korintus. (Memang, Apolos kemungkinan telah menulis sebuah surat kepada jemaat Korintus yang dalam PB dikenal sebagai Surat Ibrani.) Jemaat Korintus yang telah terpecah-pecah mengirim informasi lebih lanjut kepada Paulus, sebagian tertulis, dan sebagian lisan. Ada pertanyaan-pertanyaan yang meminta jawabannya, dan ada komentar-komentar masam dari pembawa-pembawa surat itu mengenai situasi jemaat Korintus. Paulus menjawabnya dalam 1 Korintus, meskipun ia mengirim *Timotius ke Korintus sebelum surat itu selesai. Surat ini berkenaan dengan masalah-masalah: hubungan suami istri (1Kor. 7), makanan yang dipersembahkan kepada berhala (8-10), ibadah (11-14), dan kebangkitan orang mati (15). Akhirnya, ia mengimbau mereka agar mereka mengadakan *pengumpulan uang untuk jemaat Yerusalem (16). Paulus menuntut jemaat Korintus agar tidak hanya puas dengan *hikmat manusia (2:5), dan menguraikan secara rinci teologi *salib (seperti dalam Rm. 5:6-11). Pendirian yang mendasar dalam inti surat ini adalah pentingnya saling membangun dalam *kasih di antara anggota tubuh Kristus. Setiap karunia yang mereka miliki haruslah dikontrol oleh kasih. Timotius bergabung kembali dengan Paulus dan melaporkan perselisihan yang makin berkembang itu kepadanya. Paulus sendiri telah mengadakan kunjungan kilat kepada mereka, dan ini juga tidak berhasil. Setelah kembali ke Efesus, Paulus menulis surat celaan yang amat keras. Banyak sarjana menganggap 2Kor. 10-13 sebagai surat yang keras ini, yang entah bagaimana ditambahkan pada 2Kor. 1-9, pada tempat yang salah; hal seperti ini mudah terjadi. Pada derajat tertentu, surat ini, bersama dengan kunjungan *Titus, mempunyai akibat Yang lebih baik (2Kor. 7:6), dan ketika Paulus menerima berita ini, ia mengirim 2Kor. 1-9 bersama *Titus (2Kor. 8:17). Ia meminta kepada sekelompok minoritas di Korintus yang kelewat iri hati, yang tidak bersedia mengampuni anggota jemaat yang berbuat jahat, agar lebih bermurah hati. Sekali lagi, mereka diminta untuk mengingat jemaat miskin di Yerusalem. Paulus mengadakan kunjungan ketiga, kunjungan yang lebih pendek (Kis. 20:3). Setelah itu tidak ada lagi informasi mengenai jemaat Korintus hingga 40 tahun kemudian, ketika pertengkaran-pertengkaran baru menimbulkan celaan dari jemaat Roma dalam Surat 1 *Klemens.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar