Sabtu, 26 November 2011

SURAT-SURAT KEPADA TIMOTIUS

Bersama Surat kepada Titus, surat-surat ini disebut Surat-surat *Pastoral, karena yang dibicarakan terutama adalah urusan anggota-anggota jemaat. Secara tradisional dianggap bahwa setelah Paulus dibebaskan dari penjara di *Roma, ia melanjutkan pemberitaan Injil di *Kreta, tempat ia ditawan kembali (bnd. Tit. 1:5). Pada kejadian itu teologi dan pengajaran etis Paulus berkembang sejak ia menuliskan Surat 1 Korintus. Tetapi apakah itu mungkin? Bapa-bapa Gereja sejak waktu *Irenaeus memang menganggap Surat-surat Pastoral itu asli dari Paulus, tetapi keberatan terhadap anggapan ini sangat kuat: ajaran sesat yang tercermin lebih *Gnostik sifatnya daripada apa yang diketahui dari masa hidup Paulus. Awal abad kedua ajaran Gnostik seperti itu lazim. Organisasi Gereja telah menjadi masalah benar dan membutuhkan banyak petunjuk dari surat-surat itu. Perbendaharaan kata dan gaya Surat-surat Pastoral berbeda dari yang dimiliki Paulus. Dalam terjemahan pun hal itu tampak. Bagaimanapun, pendapat kebanyakan ahli ialah bahwa Surat-surat Pastoral dituliskan oleh seseorang pada akhir abad pertama atau awal abad kedua dalam keyakinan bahwa apa yang dituliskannya merupakan perkataan Paulus dalam situasi yang baru. Surat-surat itu memuat suatu tuntutan kepada Timotius (1Tim. 2:1--6:19) dengan menggariskan sifat dasar dari kepemimpinan Gereja dan menyesalkan pengekangan diri secara berlebihan seperti dikemukakan oleh para pengajar sesat. Surat Timotius kedua menganjurkan pengalaman penderitaan sebagai bukti dari panggilan yang benar (2Tim. 1:8--2:26).

SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI

Surat Paulus keenam dalam PB. Persekutuan Kristen di *Filipi, *Makedonia sangat dihargai oleh Rasul Paulus dan surat ini, a.l. berisikan sambutan hangat alas sumbangan finansial jemaat untuk kebutuhan-kebutuhannya (Flp. 4:15-20). Rupanya ada banyak komunikasi antara Paulus dan jemaat Filipi, baik secara surat-menyurat (Flp. 3:1), maupun melalui kunjungan pribadi dari *Timotius dan *Epafroditus (Flp. 2:19-30). Itulah sebabnya beberapa penafsir berpendapat bahwa kota inilah tempat Paulus dipenjarakan, tempat ia menuliskan surat ini; mestinya dituliskan sekitar 55 M. Penyebutan 'istana' (Flp.1:13) dan 'rumah tangga istana atau Kaisar' dapat saja dikenakan pada Efesus maupun ke Roma. Tetapi, memang tidak ada petunjuk jelas bahwa Paulus pernah dipenjarakan di Efesus. Lihat *Filemon. Surat Filipi memuat pujian *Kristologis yang penting, Flp. 2:1-11, yang juga sukar untuk menafsirkannya. Mungkin ini adalah suatu pujian yang sudah beredar di jemaat Kristen. Yang dikutip Paulus di sini sebagai pujian untuk Kristus, yang rela meninggalkan kesetaraan-Nya dengan Allah, menerima kesengsaraan salib, dan akhirnya dinobatkan oleh Allah untuk memerintah seluruh jagad raya. Bagian surat ini digunakan oleh beberapa teolog modern untuk menjelaskan suatu ajaran tentang *inkarnasi: Kristus 'mengosongkan diriNya' dari sifat-sifat ilahi, seperti kemahatahuan dan dengan demikian dalam diriNya sebagai manusia, Ia mempunyai segala keterbatasan pengetahuan dari seorang Yahudi abad pertama. Sekarang teori ini umumnya ditolak, karena sepertinya menampilkan seorang Kristus yang memelihara beberapa sifat ilahi tetapi melepaskan beberapa sifat ilahi lain. Ungkapan Flp. 2:6 memang adalah ungkapan yang sulit, yang kadang-kadang diartikan sebagai 'tidak memanfaatkan kesetaraan-Nya dengan Allah'. Di balik catatan mengenai pre-eksistensi dan kemanusiaan Kristus ini, mungkin ada gambaran Hamba Tuhan dari Yes. 40-55, terutama Yes. 52:13-53:12, yang menderita tidak sepantasnya, tetapi dibenarkan oleh Allah dan dalam peristiwa kematiannya ia membenarkan banyak orang dengan menanggung sendiri kesalahan mereka. Apa yang dilakukan Kristus harus menjadi teladan bagi orang Kristen Filipi, untuk melepaskan keterikatan mereka pada diri sendiri dan untuk memberikan dini bagi orang lain (Flp. 2:4).